Menteri Keuangan Agus Martowardojo. (ANTARA/Andika Wahyu)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo memperkirakan defisit anggaran pada akhir tahun mencapai 2,35 persen atau sedikit melebihi asumsi makro dalam APBN-Perubahan 2012 sebesar 2,23 persen.

"Tahun ini kita menargetkan defisit 2,23 persen, tapi kondisi yang sekarang termasuk lifting minyak tidak sesuai dengan rencana dan nilai tukar meleset, jadi mungkin defisit kita 2,34 persen-2,35 persen," ujarnya di Jakarta, Jumat.

Menurut Menkeu, alasan lain membengkaknya defisit anggaran tersebut disebabkan pemerintah harus melakukan beberapa penyesuaian terkait pengelolaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang penggunaannya melebihi kuota.

"Di awal kita canangkan kuotanya 40 juta kiloliter, tapi naik menjadi 43,5 juta kiloliter, dan ternyata kurang lagi 1,2 juta kiloliter. Ini bukan sesuatu yang di luar kontrol kita, tapi harus dikoordinasikan bersama, karena beban subsidi untuk BBM menjadi Rp230 triliun," katanya.

Namun, Menkeu mengatakan defisit anggaran secara keseluruhan masih berada pada tingkat yang aman, dibandingkan negara-negara lain yang saat ini tidak mampu mengendalikan efek dari kebijakan fiskal mereka.

Sementara, terkait defisit anggaran pada 2013, pemerintah masih menggunakan asumsi 1,65 persen yang ditetapkan sesuai dengan kesehatan keuangan negara serta kondisi perekonomian global pada Oktober 2012.

"Tapi APBN yang sudah disetujui di Oktober, kalau kita gunakan sekarang sudah banyak berubah situasinya. Terutama harga ICP minyak per barel yang rata-rata saat ini 112 dolar AS, padahal pada APBN 2013 kami memakai asumsi 100 dolar AS per barel," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan per 30 November 2012, realisasi belanja negara mencapai Rp1.209,3 triliun atau 78,1 persen dari pagu Rp1.548,3 triliun dan pendapatan negara dan hibah mencapai Rp1.101,7 triliun atau 81,1 persen dari target Rp1.358,2 triliun.

Dengan demikian, defisit anggaran masih tercatat mencapai Rp107,6 triliun atau 56,6 persen dari target yang telah tercantum dalam APBN-Perubahan 2012 Rp190,1 triliun.